13 Perusahaan/Lembaga Nasional Berpartisipasi dalam Pengembangan Kurikulum 2025 Teknik Geofisika dan Teknik Geologi Unila
Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung (Unila) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Kurikulum 2025 berbasis Outcome-Based Education (OBE) secara hybrid bersama 13 perusahaan dan lembaga nasional di Ruang Rapat Fakultas Teknik Unila, Selasa (15/6).
FGD ini diselenggarakan oleh Program Studi S1 Teknik Geofisika dan S1 Teknik Geologi sebagai upaya untuk mengembangkan kurikulum 2025 yang lebih relevan, aplikatif, dan selaras dengan kebutuhan dunia industri. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM, LEMIGAS, PT Pertamina Geothermal Energi Tbk., PT Freeport Indonesia, PT Elnusa Tbk., PT Vale Indonesia, PT Supreme Energi Rajabasa, PT Puncakbaru Jayatama, PT Mitra Inti Marga, PT BGP Indonesia, ESG Solutions, Hexagon Mining, Inc., serta asosiasi FPPGI. Sejumlah peserta yang hadir juga merupakan alumni Jurusan Teknik Geofisika Unila.
Wakil Dekan I Fakultas Teknik Unila, Dr. Muhammad Irsyad, S.T., M.T., membuka acara dengan menyampaikan apresiasi atas dukungan dari para pemangku kepentingan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan industri untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai.
Ketua Jurusan Teknik Geofisika, Dr. Ir. Syamsurijal Rasimeng, S.Si., M.Si., C.EIA, IPM., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan utama FGD ini adalah untuk memperoleh masukan konstruktif dari mitra industri dan alumni, guna menyempurnakan kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2020) menjadi Kurikulum 2025 yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika global.
Pemaparan inti disampaikan oleh Ketua Tim Kurikulum, Prof. Dr. Ahmad Zaenudin, yang menjelaskan hasil evaluasi Kurikulum 2020 sekaligus arah pengembangan Kurikulum 2025. Fokus pengembangan mencakup penguatan kompetensi praktis, integrasi teknologi terbaru seperti teknologi digital, penguatan kemampuan analisis data geofisika, pemrograman komputer, kewirausahaan, serta soft skills sebagai bekal lulusan dalam menghadapi dunia kerja yang kompetitif dan dinamis.
Dalam sesi diskusi, perwakilan dari perusahaan, lembaga, dan alumni turut memberikan berbagai masukan strategis. Isu-isu utama yang dibahas meliputi penguatan teknologi teknis dan teknologi modern, pengembangan soft skills dan daya saing lulusan, peningkatan kolaborasi dengan industri, penguatan basic science dan transformasi digital, aspek keberlanjutan (sustainability), serta relevansi kurikulum terhadap kebutuhan industri saat ini dan masa depan.
Melalui FGD ini, diharapkan Kurikulum 2025 yang tengah disusun dapat menjadi landasan kokoh bagi peningkatan mutu lulusan Teknik Geofisika dan Teknik Geologi Unila agar mampu bersaing secara nasional maupun global.