Mahasiswa Teknik Geofisika Unila Berperan Aktif Mengungkap Potensi Likuefaksi di Kalianda, Lampung Selatan melalui PKM-RE
Sebuah tim Mahasiswa Teknik Geofisika dari Universitas Lampung (Unila) yang terlibat dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) dengan dukungan dari Kemendikbudritek saat ini sedang memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi potensi likuefaksi di pesisir Kalianda, Lampung Selatan. Tim penelitian ini terdiri dari lima mahasiswa yang dipimpin oleh Kevin Bahy Taufiquds sebagai Ketua Tim. Selain itu, tim juga melibatkan anggota-anggota berbakat seperti Restu Wildanu Ahadi, Sultan Al Ghifari, Mummad Farhan Al Rasyid, dan Mummad Aditya Makki. Mereka mendapatkan bimbingan dari Dosen Teknik Geofisika, Rahmi Mulyasari, M.T.

Likuefaksi adalah fenomena ketika tanah yang tidak memiliki daya rekat, seperti lanau dan pasir yang jenuh air, kehilangan kekuatannya ketika terjadi gempa bumi. Saat gempa terjadi, tanah tersebut seolah-olah berubah menjadi cair, yang mengancam stabilitas bangunan dan infrastruktur yang ada di atasnya. Di daerah pesisir seperti Kalianda, gempa tektonik seringkali menjadi penyebab terjadinya likuefaksi, dan ini adalah ancaman serius.
Penelitian ini didasarkan pada temuan Badan Geologi Kementerian ESDM yang mengidentifikasi potensi gerakan tanah dan likuefaksi di beberapa daerah di pesisir Kalianda melalui Peta Geologi Lingkungan Rajabasa dan Sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi terjadinya likuefaksi. Informasi ini sangat penting untuk merencanakan pemukiman yang aman dan untuk mengurangi potensi kerugian material serta melindungi nyawa warga dari risiko likuefaksi.
Tim Aksi Likuefaksi Unila menggunakan berbagai metode geofisika, termasuk geolistrik dan mikrotremor. Metode geolistrik digunakan untuk mengukur nilai resistivitas tanah, yang berguna untuk menentukan kedalaman akuifer dan jenis batuan di daerah tersebut. Metode mikrotremor digunakan untuk mendeteksi getaran alami dan mengevaluasi tebal lapisan sedimen serta kekuatan tanah di bawahnya.
Selain itu, tim juga mengaplikasikan metode geoteknik, termasuk Direct Shear Test (DST), untuk mengukur perubahan nilai kohesi, sudut keruntuhan dalam, dan kuat geser tanah berdasarkan persentase kadar air dalam tanah.
Proses pengumpulan data berlangsung mulai 21 September hingga 15 November 2023. Selama periode ini, Tim Aksi Likuefaksi Unila juga aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya mitigasi bencana alam dan konsep likuefaksi. Harapannya, penelitian ini akan memberikan panduan yang berharga bagi masyarakat pesisir Kalianda dalam mengambil tindakan mitigasi terhadap potensi bencana likuefaksi serta memberikan masukan yang berarti kepada pemerintah daerah terkait perencanaan pemukiman yang lebih aman.
Inilah dedikasi dan kontribusi mahasiswa Unila dalam mengidentifikasi potensi likuefaksi di Kalianda, Lampung Selatan, melalui Program PKM-RE, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko likuefaksi yang berpotensi mengancam wilayah tersebut.